Toilet Training dengan Tatur

Pernah dengan istilah tatur? Bagi yang masih asing dengan istilah ini, tatur berasal dari bahasa Jawa, yang kurang lebih berarti melatih anak untuk buang air pada waktu-waktu telah ditentukan. Kali ini Cacabun ingin berbagi cerita seputar pengalaman Bunda Najmi yang mencoba menatur baby Yujin. Yuk simak ceritanya…

Buibuu… Ingin berbagi cerita nih. Kalau tidak salah beberapa hari lalu sempat diskusi soal tatur yah? Kemarin adalah hari pertama saya menyatur Yujin. Saya memang bertekad mau menggunakan metode tatur, kenapa?

  1. Nenek dan ibu saya menggunakan metode ini juga dulu, jadi saya lumayan tahu teknisnya.
  2. Berdasarkan pengalaman mereka, dengan menyatur anak sejak lahir, anak sudah tidak mengompol sebelum usia 1tahun.
  3. Saya ingin mengurangi sebisa mungkin sampah diapers (karena tahu banget gimana susahnya tanah mengurai limbah-limbah tersebut), sebulan ini saja saya menghitung jumlah diapers yg sudah dihabiskan Yujin, kira-kira 100 pcs, itu juga sudah diseling dengan popok kain dan bedong. Gak kebayang berapa banyak sampah diapers yg akan saya buang kalau yujin tidak dilatih sedini mungkin.

Nah, pengalaman pertama kemarin untuk menyatur lumayan deg-degan. Saya  menguatkan tekad sejak malamnya, lalu saya menyiapkan kursi (saya menyebutnya jengkok) di samping pintu kamar mandi. Kalau Nenek dulu menyatur (pipis & pup) dengan menggunakan baskom. Kalau ibu langsung dibawa ke kamar mandi
Saya prefer dengan cara ibu yang dibawa langsung ke kamar mandi, jadinya saya menyiapkan kursi untuk duduk untuk memangku Yujin dan memancingnya pipis/pup. Sempat menyiapkan baskom juga, tapi tidak dipakai akhirnya.

Tantangan menyatur
Tantangan menyatur yang paling berat adalah konsistensi. Oleh karena itu dibutuhkan tekad, disiplin, dan fisik yang oke. Kalau mau ideal, menyatur itu non-stop 24 jam, sama seperti menyusui. Nah, kondisi realita di Najmi sendiri, tekad oke, disiplin sama fisik yang kadang naik turun (maaf yah, ternyata aku tidak sehebat ibu dan nenek wkwk).

Saya mulai menyatur tanggal 9 Agst kemarin, saat Yujin usia satu bulan. Awalnya jengkok saya letakkan di pinggir pintu kamar mandi, jadi kalau mau ‘mipisin’, yujin dipangku diarahkan ke kamar mandi aja. Sebelum mandi, yujin diajak pipis dulu. Tapi saat menggendong Yujin yang leher dan punggungnya belum kuat, kok posisinya gak oke kayaknya kalau hanya di lantai KM. Akhirnya jengkok saya pindahkan ke samping kloset (di rumah saya pakai kloset jongkok). Kalau yang di rumahnya pakai kloset duduk, jengkok bisa diganti dg kursi yg lebih tinggi.

Percobaan pertama, Yujin gak pipis, dia keburu nangis. Akhirnya aku mandiin seperti biasa aja. Habis mandi, setelah pake popok, malah pipis.

Percobaan kedua, selang satu setengah jam setelah mandi. Popoknya udah keburu basah. Yaah.. Kelewat deh. Tapi saya tetap mengajaknya pipis di KM. Tidak keluar. Untuk memancing pipis, saya cipratkan sedikit air ke kemaluannya.

Percobaan ketiga, selang satu jam setelah percobaan kedua. Gak keluar juga 😅. Tapi yujin sempat kentut dan sedikit pup di KM. Dan dia keburu ngamuk karena tidurnya diganggu (pagi hari masih jadi jam tidur nyenyaknya Yujin). Setelah percobaan ketiga, saya tidak tega kalau harus bangunin lagi. Ya udah deh, diganti ke diapers lagi. Haha..

Sore harinya, sebelum mandi saya coba ajak pipis lagi di KM, masih tidak keluar. Dan karena seharian yujin cukup rewel, saya nya juga capek, menyatur nya udahan dulu deh. Hff.. Dicoba lagi besoknya.

Hari kedua menyatur 10 Agustus, saya tepar karena semalaman hampir tidak tidur, Yujin menangis hampir sepanjang malam kalau tidak digendong. Akhirnya saya hanya mengajak Yujin pipis sebelum mandi pagi. Setelah mandi saya pakaikan diapers saja, lalu tidur sama-sama 😆.

Hari ketiga, 11 Agustus, saya menyatur lagi sebelum mandi. Tidak keluar. Ya sudah dimandikan dulu jadinya. Setelah mandi, yujin justru pipis di popok. Kira-kira selang satu setengah jam setelah mandi, tadi yujin coba dipipisin lagi di KM, mumpung popoknya belum basah. Voila! Yujin berhasil pipis setelah dipancing 1-2 menit.

Yaah..sejauh ini saya baru sanggupnya menyatur pagi dan sore, di sekitar waktu yujin mandi. Kalau malam hari belum sanggup, karena masih tandem sama waktu menyusui dan ingin tidur juga 😂. Jadi yaa.. Pola menyatur saya tidak persis sama seperti ibu dan nenek sih, tapi menyesuaikan kondisi yujin dan fisik saya juga wkwk.
Mudah2an nanti bisa lebih didisiplinkan lagi di bulan berikutnya. Untuk bulan ini latihannya pagi dan sore dulu saja 😅.

*oh iya, tambahan tentang kelebihan menyatur. Biasanya frekuensi pipis bayi bisa sangat sering di waktu-waktu tertentu kan yah. Baru diganti popok, belum 2menit,udah basah lagi. Saya pernah dalam setengah jam sudah ganti sekitar 5 popok dan 4 bedongan. Nah, katanya kalau sudah terbiasa menyatur, bayi akan lebih bisa menahan pipis, untuk pipis sesuai pola tatur. Bismillah, semoga bisa 😀

Leave a comment